Kisah Nama Budi dan Ani Yang Selalu Ada di Dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia?

Kisah Nama Budi dan Ani Selalu Ada di Dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia?
Budi dan Ani tentu tidak asing bagi kita yang pernah belajar bahasa Indonesia waktu masih sekolah dasar dulu. Hampir setiap cerita yang ada di buku bahasa Indonesia menggunakan dua nama ini sebagai tokohnya.
Ibu Siti Rahmani Rauf, Pencipta Tokoh Budi dan Ani
Siti Rahmani Rauf, perempuan kelahiran Padang pada 5 Juni 1919 merupakan sosok pencipta tokoh Budi dan Ani dalam buku “Ini Budi”. Siti Rahmani Rauf merupakan guru sekolah dasar yang memulai karirnya sebelum tahun 1937.

Awalnya tokoh Budi dan Ani ada dalam buku “Ini Budi” yang dicetak pada tahun 1980an. Buku ini merupakan buku pelajaran bahasa Indonesia pertama yang menggunakan metode Struktur Analitik Sintetik atau SAS. Metode SAS sendiri pertama kali dibentuk pada tahun 1974, dengan dibuat tim khusus yang mana A.S Broto ditunjuk sebagai ketua tim pembuat metode belajar tersebut.

Buku “Ini Budi” laris di pasaran dalam waktu singkat. Bahkan, hampir semua mata pelajaran yang menggunakan cerita dalam penyampaian materinya, selalu menggunakan dua tokoh ini. Jika kita ingat lagi, tidak hanya pelajaran bahasa Indonesia yang menggunakan tokoh ini, tapi pelajaran PPKN, Matematika bercerita, ilmu pengetahuan sosial, dan pelajaran agama pun sering kita jumpai kedua tokoh ini untuk menyampaikan pesan materi.

Alasan dipilihnya nama Budi dan Ani, bukan Anna dan Pedro, tidak terlepas dari metode belajar struktur analitik sintetik waktu itu. Dimana dalam metode SAS hal yang tidak boleh dilupakan ialah memasukkan dunia anak-anak ke materi pembelajaran.

Budi dan Ani dipilih karena dinilai mudah dieja anak-anak dan merupakan nama yang banyak digunakan di Indonesia pada masa itu. Hal ini akan mempermudah proses belajar membaca dan menulis oleh anak-anak sekolah dasar waktu itu. Kita tentu masih ingat dengan metode eja yang mudah diucapkan dan enak di dengar seperti ini.

Namun sayangnya tokoh Budi, Ani, dan teman-temannya harus dihapuskan di dunia pendidikan kita. Pada kurikulum 2013, tokoh Budi dan kawan-kawan resmi dihapuskan dan diganti dengan tokoh-tokoh yang lebih beragam asal usulnya. Dalam tokoh dalam buku bahasa Indonesia terbaru menggunakan tokoh Edo si keriting dari Papua, Siti yang berhijab, Dayu dari Bali, Lani keturunan Tionghoa, dan Beni si Orang Batak, agar lebih menggambarkan keragaman suku di Indonesia.

Meskipun kini tokoh Budi tidak ada lagi di dunia pendidikan kita, namun nama tersebut akan kita kenang selamanya. Sebab tokoh Budi lah yang pertama kali menemani generasi 80an dan 90an belajar membaca dan menulis.

Sumber: Quora

Post a Comment

0 Comments